JerAx, Sang Dewa Support Dota 2
Online PCSportsStory

JerAx, Sang Dewa Support Dota 2

Mengambil keuputusan untuk mengikuti jejak dari Ana, yakni untuk kembali rehat dari ranah kompetitif game Dota 2, sang role Support 4 dari tim esport OG, Jesse Vainikka atau yang biasa kita kenal dengan nickname JerAx, juga telah mengumumkan untuk pensiun. JerAx sudah memilih jalan untuk benar-benar pensiun dari game ini dan mengatakan bawah ia sudah tidak lagi mendapatkan motivasi untuk terus memainkan game Dota 2.

Walaupun ia telah secara resmi memutuskan untuk mundur dari roster aktif tim OG, namun sepertinya JerAx akan tetap menjadi bagian dari tim OG yang sukses menyabet gelar juara The International dua kali berturut-turut.

Berbeda jalan dengan langkah yang Ceb ambil yakni akan beralih dari pemain menjadi pelatih, peran dari pemain asal negara Finlandia ini pun masih belum diumumkan secara pasti.

Yuk kita bahas perjalanan karir dari sang dewa support di game Dota 2 ini!!!

Memulai Dari HoN

Pada saat sebelum game Dota 2 resmi dirilis pada tahun 2011 silam, ternyata JerAx sudah merasakan lebih dulu ranah esports dari game Heroes of Newerth yang mana game ini adalah game yang juga turut dikembangkan oleh sang kreator dari game Dota 2, yakni Icefrog.

Game MOBA ini juga memiliki beberapa Hero yang sekilas terlihat mirip dengan hero dari game Dota 2, walaupun permainannya terbilang lebih cepat dan juga bisa dibilang lebih mirip dengan game League of Legends.

Semenjak dari umur 20 tahun, JerAx pun sudah mencoba peruntungannya di banyak kompetisi dari game HoN. Salah satu teman dekatnya yang sampai sekarang yang pada saat itu menemaninya sedari era HoN adalah Wehsing atau yang kita kenal dengan nama Singsing dan juga ada Adrian “Era” yang mana sempat bermain untuk tim Alliance.

Lalu ketiganya pun memutuskan untuk hijrah berbarengan ke Dota 2 dan segera membentuk tim yang diberi nama QPAD Red Pandas pada tahun 2013 silam.

Bergabung Dengan OG

Dalam menyambut musim baru tahun 2017, JerAx lantas memutuskan untuk memperkuat skuat yang di pimpin oleh Fly dan juga N0taiL, OG. Tim yang pada saat itu juga gugur pada urutan yang sama dengan tim Liquid pada ajang The International 2015 akhirnya memutuskan untuk merombak pemainnya kala Cr1T, Moon, dan juga Miracle memilih untuk keluar.

Bermain bersama OG, JerAx pun mampu untuk tampil gemilang. Masuknya sang legenda tim Alliance, S4 dan juga diikuti oleh sang Carry, Ana akhirnya berhasil untuk memberikan warna permainan OG yang pada saat itu serbabisa. Tepat pada ajang kejuaraan Boston Major yang dihelat pada awal musim tahun 2017, Tim OG pun sukses untuk menyabet gelar Major pertama mereka pada penghujung tahun 2016 yang telah lalu.

Tidak cukup berhenti sampai di sana, OG juga sukses untuk kembali merengkuh gelar juara dari Manilla Major dan menjadi favorit untuk memenangkan gelar juara di pergelaran turnamen terbesar dari game Dota 2, The International 2017.

Namun sangat disayangkan, sinergi dari N0TaiL dan juga kawan-kawan pun seakan kehilangan tajinya pada ajang The Inernational. Malah, Team Liquid lah yang pada akhirnya berhasil untuk bersinar dan menjadi jawara pada gelaran The International 2017 silam.

Memilih Bertahan Di OG

Semakin mendekati pergelaran dari ajang The International 2018, pesona dari tim OG pun perlahan semakin memudar. Rasa frustrasi pun hadir dan menyerang sosok dari sang kapten, Fly yang pada akhirnya memilih untuk keluar dari OG dan ikut mengajak S4 untuk ikutserta bergabung ke tim Evil Geniuses.

N0taiL pun pada akhirnya memilih untuk bertahan dengan Ana dan JerAx, dan sang pelatih Ceb akhirnya juga ikut andil untuk menjadi bagian dan menjadi offlaner. Beruntung, ada si anak baru Topson sang midlaner yang menjadi penyelamat. Dia memutuskan setuju untuk bergabung setelah diajak secara langsung oleh JerAx ke OG.

Usaha keras tidak pernah mengkhianati hasil, tim OG pun pada akhirnya sukses mengukir sejarah dengan keluar sebagai pemenang dari The International 2018.

Karir dari JerAx yang semakin bersinar pun pada akhirnya sukses untuk kembali mendapatkan panggung disaat OG sukses untuk mempertahankan gelar jawara mereka pada ajang The International 2019.

Bersama dengan Jerax, para pemain OG saat itu, mampu untuk menjadi lima orang pertama yang bisa mempertahankan gelar juara The International secara back-to-back atau dua kali berturut-turut.

Support yang Agresif

Pada film dokumenter yang berjudul True Sight yakni pada saat OG sukses menjuarai The International 2018, Ceb menyebutkan bahwa JerAx adalah sosok yang paling berbahaya didalam timnya.

Bagaikan serigala yang sedang mengejar buruannya, para anggota tim pun sering dibuatnya menjadi kelabakan dengan keputusannya yang sangat krusial. Tidak jarang kemenangan dari tim OG di pertarungan selalu bersumber dari inisiatif seorang JerAx yang jenius.

Dari sekian banyak pilihan Hero-hero di Dota 2, JerAx sangat sering memakai hero Earth Spirit dan juga Earthshaker. Hal ini seakan-akan membuat elemen tanah adalah elemen yang cocok dengan perangai seorang Jesse Vainika yang terlihat tenang namun berbahaya.

Selain dua Hero yang disebut barusan, Io juga acapkali menjadi jagoan JerAx yang mana sering membuahkan banyak kemenangan yang manis.

Share Halaman ini Jika Kalian Suka

See the world through my lens All pictures are mine © "Diliat-liat aja dulu, siapa tau jodoh... "

Leave a Reply

You have to agree to the comment policy.